Minggu, 24 Agustus 2008

Serba-serbi pencarian eksistensi

Dalam gemuruh terpaan badai kebingungan akan sebuah eksistensi, di tengah rimba belantara keterasingan, rupanya kita masih sedia bertahan, melawan sayatan duri, lubang skeptisme, membuat kepayang akan sebuah penanggalan asa.Lihatlah beberapa manusia yang berakal tak sadar, terlalu manja, bergerumul dengan belitan keteraturan,keteraturan yang membuat mereka makin mabuk kepayang,menikmati setiap eluan kemapanan, bagiku, ataukah mungkin bagi kita, adalah terpaan badai topan yang membuat manusia terhempas, meninggalkan sisi diri yang teralienasi di rimba sendiri. Berjuang, bagiku adalah kemuakan yang terus ingin kumuntahkan, karena teriakku dan tangisku tak mempan melawan kalian, para manusia berakal tak sadar.Jablai kuaakan hyadirnya seorang kawan, hangatnya tinjuan mereka yang buatku sadar,hingga aku mampu mengatakan diriku bukan lagi alien, di tengah mereka para pemeluk pragmatisme persoalan.Tapi kalian memilih terkubur dirimbunnya ilalang perkotakkan, kotak yang membuatku menjelma menjadi sesuatu yang abstrak, bentuk yang sama sekali tak geometris, bentuk yang lama tlah buat kalian muak.Lalu kuterpaku akan sebuah pencarian eksistensi jiwa di rimba keterasingan, bukan lagi fisik yang nyata, karena bagiku semua itu omong kosong.Dimana sabetan pedang revolusimu, bukankah sabetan itu yang buatku menikmati sakitnya, hingga duri jahanam rimba tak mempan merasai sensor kulitku, lalu dimana......Kuterpekur sekali lagi, menanti roh kalian yang menjelma menjadi malaikat yang suci, tak mengerti, amnesia akan memori petualangan letih ini,menunggui jasad kalian yang terkotak di peti mati akan sebuah nama...Hingga akhirnya dunia menjadi gelap bagiku.

Re_
di suatu sudut bumi yang ringkih

Tidak ada komentar: